Menyusui Bisa Mengurangi Kerusakan Gigi Anak Sejak Dini Lho!
Menyusui sejak dulu memiliki banyak manfaat kesehatan bagi ibu dan juga bayi. Salah satunya adalah manfaat kesehatan gigi dan mulut bayi. Pemberian ASI langsung dari payudara ibu memiliki manfaat kesehatan gigi jangka panjang bagi si kecil.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di dalam Journal of American Dental Association tahun 2017 menemukan bahwa bayi yang disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya memiliki kemungkinan kecil mengalami masalah kesejajaran gigi. Misalnya seperti gigi terbuka, gigitan silang, dan gigitan berlebihan.
Menurut Dr. Ruchi Sahota, ibu sekaligus juru bicara American Dental Association mengatakan manfaat lain dari pemberian ASI secara langsung adalah berkurangnya risiko kerusakan gigi akibat botol bayi. Beberapa ibu mungkin memilih botol bayi untuk memberikan ASI atau dengan susu formula, namun kebiasaan ini justru akan membuat gigi depan atas anak akan terpengaruh.
Selain itu, menurut pedoman dari Public Health England tentang menyusui dan kesehatan gigi, bukti terkini menunjukkan bahwa menyusui hingga usia 12 bulan dikaitkan dengan penurunan risiko kerusakan gigi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Chaffe dari University of California, Amerika Serikat menyatakan, menyusui sebenarnya tidak akan membuat anak mengalami karies gigi.
"Prioritas nomor satu untuk ibu menyusui adalah memastikan bahwa anaknya mendapatkan nutrisi yang optimal. Penelitian yang kami lakukan tidak menunjukkan bahwa menyusui dapat menyebabkan karies pada gigi anak," kata Benjamin dikutip La Leche League.
Namun ASI yang mengandung banyak gula akibat makanan yang dikonsumsi ibu, mungkin saja bisa berkontribusi pada kerusakan gigi.
Tak hanya itu, menurut dr. Brian Palmer, DDS yang mempelajari tengkorak anak-anak yang berusia ribuan tahun mengatakan, dia tidak menemukan gigi berlubang. Alasannya mungkin karena mekanisme menyusui membuat unsur ASI tidak mengendap di mulut bayi lebih lama.
"Selama menyusui, puting payudara ditarik jauh ke dalam mulut bayi, dan susu benar-benar disemprotkan ke bagian belakang mulut. Sehingga anak yang menyusu ASI harus menelan sebelum ia melanjutkan proses menyusu berikutnya," ujarnya.
Lalu, bakteri penyebab pembentukan rongga dihambat oleh beberapa komponen ASI termasuk kadar pH yang tinggi. IgA dan IgG memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan streptokokus, dan Streptococcus mutans sangat rentan terhadap aksi bakterisidal laktoferin, komponen aktif dari ASI. ASI juga secara aktif memperkuat gigi dengan menyimpan kalsium dan fosfor di dalamnya.
Proses Menyusui Memperkuat Tulang Rahang Bayi
Proses menyusui yang benar adalah ketika area areola masuk ke dalam mulut si kecil. Alhasil, seluruh duktus laktiferus (saluran susu) yang terletak di puncak payudara bagian belakang puting susu tertekan oleh rahang bayi.
Dengan posisi seperti ini, walaupun bayi kuat menyusui tidak akan menimbulkan lecet pada area puting susu. Nah, saat si kecil aktif mengisap ASI, terjadi proses gerakan mulut yang teratur dan berkesinambungan. Dalam hal ini, proses pembentukan rahang pun terjadi, terutama pemadatan sel-sel tulang rahang. Proses menyusui juga membantu membuat gigi si kecil tumbuh rapi dan teratur.