Waspada, Anak Penyintas Covid-19 Rentan Terkena Diabetes

Hits : 298
Sunday , 20 Feb 2022
ditulis oleh drg. Lydia Ratih Damayanti

Banyak orang awam beranggapan diabetes penyakit orang dewasa. Faktanya, penyakit kencing manis ini juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya diabetes tipe 1. Penelitian menemukan anak-anak yang pernah terkena Covid-19 memiliki risiko 2,66 kali lebih tinggi terkena diabetes melitus (DM). Dokter Adam Prabata di akun Instagram @adamprabata menuturkan hasil penelitian ini semakin menegaskan pentingnya pencegahan Covid-19 untuk anak-anak, termasuk vaksinasi.

Peningkatan risiko diabetes melitus pada anak yang pernah terkena Covid-19 dapat berakibat pada jangka panjang. Mengutip hasil penelitian Barret 2022, pencegahan Covid-19, termasuk vaksinasi pada anak, sangat penting, terutama untuk mencegah risiko jangka panjang akibat Covid-19.

Diabetes melitus atau diabetes pada anak adalah penyakit metabolik yang sifatnya kronik dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak. Pengidap diabetes mengalami peningkatan kadar gula darah di atas normal akibat gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas. Diabetes yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi serius, mulai dari gangguan penglihatan, gagal ginjal, infeksi pada kaki, hingga penyakit jantung.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala klinis diabetes yang khas pada anak, yaitu:
-Cenderung banyak makan.
-Sering buang air kecil, terkadang hingga mengompol, disertai dengan penurunan berat badan yang drastis (bisa 6 kg dalam dua bulan).
-Sering lapar
-Mudah lelah
-Infeksi jamur
-Luka yang sulit sembuh
-Penglihatan kabur
-Kulit yang sering terasa gatal-gatal dan kering.
-Rasa kebal dan sering merasa kesemutan di kaki.

Menurut IDAI, kadang gejala-gejala di atas tidak timbul dengan jelas. Diagnosis diabetes pada anak pun terlewatkan. Kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami daruratan DM.

Kondisi ini bisa menimbulkan keluhan seperti:
-Nyeri perut
-Sesak napas
-Muntah berulang
-Dehidrasi
-Penurunan kesadaran
Andaikan anak mengalami gejala-gejala di atas, segera temui atau tanyakan dokter untuk mendapatkan penanganan atau saran medis yang tepat.

Diabetes sendiri terbagi menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Menurut IDAI untuk tipe 1 disebabkan oleh faktor genetik. Sementara itu, pada diabetes tipe 2 biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan.

Mengutip Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI (2018), diabetes pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama jangka waktu 10 tahun. Masih menurut Kemenkes, selain faktor genetik penyebab diabetes tipe 1 juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sistem imun, dan sel β pankreas yang perannya masing-masing terhadap proses diabetes tipe 1 belum diketahui.

Bagaimana dengan diabetes tipe 2? Diabetes tipe 2 bisa dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat atau tidak seimbang, serta merokok.

Menurut National Institutes of Health (NIH), anak-anak memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Di samping itu, risikonya semakin meningkat bila memiliki riwayat diabetes dalam keluarga atau tidak aktif secara fisik.

Untungnya, diabetes tipe 2 dapat dicegah. Cara paling mudah tentunya menerapkan gaya hidup sehat. Berikut saran untuk menurunkan risiko DM pada anak-anak:
-Minta mereka menjaga berat badan yang sehat dan ideal.
-Pastikan aktif secara fisik.
-Minta mereka mengonsumsi makanan sehat dalam porsi kecil.
-Batasi waktu melihat TV, komputer, video, atau gawai lainnya.




Get in Touch


Follow Me